1. Tujuan [KEMBALI]
- Mengetahui perbedaan amplifier kelas C dan D
- Memahami Prinsip Kerja amplifier kelas C dan D
2. Komponen [KEMBALI]
- Induktor
induktor atau reaktor adalah sebuah komponen
elektronika pasif yang dapat menyimpan
energi pada medan magnetik, tegangan induksi atau arus induksi jika mendapat
tegangan atau arus dari sumber listrik baik berupa AC (Alternating Current)
ataupun DC (Direct Current).
- BJT (Biopolar Junction Transistor)
Fungsi BJT adalah untuk memperkuat Arus. BJT untuk digunakan sebagai penguat atau sakelar, memberi penerapan yang luas dalam peralatan elektronik, termasuk komputer, televisi, telepon seluler, penguat audio, kontrol industri, dan pemancar radio.
- Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua konduktor dan di pisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping
3. Teori [KEMBALI]
Amplifier Kelas C
Power amplifier kelas C hanya membutuhkan 1 transistor
penguat untuk dapat bekerja dengan baik, tidak seperti pada penguat kelas B
yang membutuhkan 2 transistor untuk bekerja dengan baik. Power amplifier kelas
C memang didesain khusus untuk menguatkan sinyal hanya 1 fasa positif saja. Ada
beberapa aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 fasa positif saja. Contohnya
adalah pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF dan
sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja aktif hanya pada fasa positif
saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya saja
dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan C.
Tipikal dari rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada rangkaian berikut
ini.
Rangkaian
power amplifier kelas C juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor
memang sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada
rangkaian tersebut akan beresonansi dan ikut berperan penting dalam mereplika
kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang sama.
Rangkaian ini jika diberi umpan balik dapat menjadi rangkaian osilator RF yang
sering digunakan pada pemancar. Power amplifier kelas C memiliki efisiensi yang
tinggi bahkan sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih rendah.
Tetapi sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari penguat jenis
ini.
Amplifier Kelas D
Power
amplifier kelas D merupakan power amplifier switching menggunakan teknologi PWM
(pulse width modulation), dimana ton duty-cycle dari pulsa PWM ini proporsional
terhadap amplitudo sinyal input. Pada tingkat akhir power amplifier, pulsa PWM
dari modulator dibagi mejadi 2 sisi yang saling berbeda fasa 180° dan digunakan
untuk mendrive transistor switching ON dan OFF pada High side dan Low side yang
sesuai dengan lebar pulsa PWM. Transistor switching yang digunakan pada power
amplifier kelas D pada umumnya adalah transistor jenis FET atau MOSFET. Konsep
dasar dari power amplifier kelas D ditunjukkan pada gambar berikut.
Proses
modulasi sinyal input mejadi PWM membutuhkan sinyal berupa gelombang gigi
gergaji yang dibandingkan dengan sinyal input audio oleh bagian comparator.
Proses modulasi pada power amplifier kelas D menggunakan rangkaian buck
converter yang mendapat input berupa gelombang gigi gergaji dan sinyal input
audio seperti terlihat pada gambar diatas.
4. Prinsip Kerja [KEMBALI]
Amplifier Kelas C
Penguat
kelas C akan mengalir arus di kolektor kurang dari 180° pada setiap siklusnya
(tidak sinusoida), ada rangkaian tangki resonansi, LC seperti ditunjukkan pada
gambar diatas. Rangkaian tangki resonansi LC paralel, memiliki frekuensi
resonansi sebesar: Pada saat sinyal input sesuai pada frekuensi fr tegangan
output akan maksimum dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan sebesar
Amax. Untuk menganalisa rangkaian ini, pertama-tama dibuat rangkaian ekivalen
DC. Selanjutnya dilakukan pembuatan garis beban ditunjukkan pada gambar
berikut.
Rangkaian Elivalen DC Dan Garis Beban Power Amplifier kelas C
Transistor pada power amplifier kelas C tidak membutuhkan pem-bias-an VBE = 0
; IC = 0 untuk sinyal input < 0,7 V
Titik Q akan cutt-off pada garis beban. RS : hambatan kolektor DC (resistansi
induktor RF); garis beban relatif
vertikal karena RS kecil. Pada power amplifier kelas C seperti ditunjukan pada
gambar diatas berlaku rumusan sebagai berikut :
seperti
ditunjukkan pada garis beban di atas, dengan rc : hambatan kolektor AC. Jadi
pada power amplifier kelas C swing tegangan sebesar VCC dan arus saturasi
sebesar VCC/rc
Amplifier Kelas D
Teknik modulasi pada sistem power amplifier
kelas D memerlukan sebuah generator gelombang segitiga dan komparator untuk
menghasilkan sinyal PWM yang proporsional terhadap amplitudo sinyal input. Pola
sinyal PWM hasil dari modulasi ini
ditunjukan pada gambar diatas. Pulsa PWM tersebut digunakan untuk mendrive
power transistor swicthing pada power amplifier kelas D sesuai bagiannya (high
side dan low side). Karena transistor switching mendapat drive dari sinyal yang
berbentuk pulsa maka transistor switching pada power amplifier kelas hanya
memiliki 2 kondisi ON dan OFF saja. Pada bagian akhir power amplifier kelas D
pulsa PWM yang dikuatkan tersebut diubah menjadi gelombang sinus (sinyal audio)
oleh LPF (Low Pass Filter).
5. Gambar Rangkaian [KEMBALI]
6. Video [KEMBALI]
7. Download [KEMBALI]
Rangkaian [klik disini]
Video [klik disini]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar